Dalam riak rindu yang asing:
Ku-eja langit malam
sembari memesan mimpi pada bulan,
tentang hasrat liar
yang tertanam di ombak-ombak
(pada laut, aku pertama kali cinta,
kemudian terluka)
Hanya laut dan selalu laut
yang akan kembali mengawinkan kita
dengan buih dan deburnya yang gelisah
dengan hangatnya yang asin dan basah.
Lalu Angin memelukku,
dan kita menari telanjang kaki.
Medan - 11.01.1999
No comments:
Post a Comment