Wednesday 29 December 2010

Rumah Botol Ridwan Kamil








Ridwan Kamil adalah arsitek muda Indonesia dengan reputasi Internasional. Nama besar dan karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak arsitek muda lainnya di Indonesia. Selain sibuk berprofesi sebagai arsitek, Ridwan Kamil juga menjadi penggagas dan Direktur dari Bandung Creative City Forum. Salah satu masterpiece arsitektur Ridwan Kamil adalah rumah tinggalnya sendiri.

Terletak di kota berhawa sejuk, Bandung, Indonesia, arsitek yang akrab disapa dengan sebutan Emil ini membangun rumahnya dari 30,000 botol kaca bekas minuman energi. Emil memilih botol minuman berenergi merk terkenal ini karena menurutnya botol minuman ini tidak dikumpulkan kembali oleh si pemilik industri untuk diisi ulang, seperti yang biasanya dilakukan oleh minuman ringan kemasan botol yang banyak beredar di pasaran. Emil mengumpulkan puluhan ribu botol kaca bekas itu selama 2 tahun! Ini menunjukkan komitmennya yang sangat tinggi terhadap konsep rancangan dan idenya untuk sekaligus mengurangi sampah di kotanya.

"Saya sempat kesal ketika kota kelahiran saya, Bandung, pernah dijuluki sebagai Bandung Lautan Sampah," ujarnya dalam sebuah kesempatan memberikan ceramah di TEDx, event TED independen yang dilaksanakan di Jakarta pada Juli 2010 lalu. Selain itu ide menggunakan botol kaca berwarna coklat ini juga datang dari kebiasaannya memperhatikan para pekerjanya yang sering mengkonsumsi minuman tersebut. "Warna coklat kacanya juga selaras dengan warna kayu," demikian ujarnya seperti yang dikutip dari HomeDezign.com.

Selain memadupadankan rancangan rumah botolnya dengan kayu, Emil juga menggabungkan susunan botol dengan glass block di beberapa bagian. Guna meminimalkan penggunaan cat di bagian luar bangunan, sang arsitek juga membiarkan beberapa bagian beton terekspos dan menampilkan warna natural betonnya. Aksentuasi kontras diperoleh dari penggunaan furnitur dan elemen interior lainnya di bagian dalam rumah.

Kerja kerasnya ini tidak sia-sia, pada tahun 2009 Emil dianugrahi Green Design Award 2009 oleh BCI Asia, mengalahkan sedikitnya 80 partisipan lain dari 8 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Philippines, Hong Kong dan China. Rumah yang berdiri di atas lahan berbentuk trapesium seluas 373 meter persegi ini layak diberi label green bukan hanya karena dibangun dari limbah botol kaca lokal, melainkan juga karena sifat kaca yang tembus pandang memungkinkan cahaya matahari masuk pada siang hari membuat bangunan ini mampu menghemat penggunaan cahaya lampu pada siang hari.

Sheffield . 29 Desember 2010

Sumber literatur dan foto:




4 comments:

  1. dapatkah saya di beri contac persont untuk menghubungi Bpk Ridwan Kamil,tlp,hp,dan email pribadi beliau..mks

    ReplyDelete
  2. wah.. thanks infonya, ijin copas artikel yah....hhe

    ReplyDelete