1. Mampu menyerap karbondioksida (CO2) sebanyak 28,5 ton per tahun. Bentangan kanopinya sangat lebar mampu mencapai hingga 30meter sehingga menurunkan suhu mikro antara 3-4 derajat Celcius.
2. Akarnya mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen hingga 78% dari kandungan nitrogen di udara.
3. Trembesi mampu bertahan hidup di lahan-lahan marjinal, dan lahan-lahan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. Awalnya pohon ini hanya ditemukan di padang savana Peru, Brasil, dan Meksiko, yang merupakan daerah yang sangat minim air.
4. Berdasarkan penelitian Hartwell (1967-1971) di Venezuela, akar Trembesi dapat digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker. Ekstrak daun Trembesi dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis (Perry, 1980) yang dapat menyebabkan sakit perut. Trembesi juga dapat digunakan sebagai obat flu, sakit kepala dan penyakit usus (Duke and Wain, 1981)
5. Hasil penelitian membuktikan bahwa pohon trembesi yang ditanam di atas lahan satu hektar dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen (O2) yang mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk 1.550 orang per hari. Trembesi juga unggul dalam menanggulangi banjir sebab mampu menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun dan mampu menyalurkan (mentransfer) 4.000 liter air per hari.
Hal yang membuat Trembesi menjadi kurang populer sebagai tanaman peneduh di wilayah perkotaan adalah karena pohon ini memiliki jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan atau perkerasan di sekitar lokasi tumbuhnya.
Sumber:
http://www.hariansumutpos.com/2010/02/29836/menabung-di-batang-trembesi.html
http://worldkids.wordpress.com/trembesi-samane-saman-tanaman-pelindung-yang-terlupakan/
Warta Bumi | Konservasi/Pelestarian, Kamis, 9 Desember 2010 18:14 WIB
http://matoa.org/trembesi-samanea-saman/
http://raufbogor.blogspot.com/2010/06/manfaat-1-pohon-trembesi.html
Foto Pohon Trembesi milik http://blog.ngooprek.com/
No comments:
Post a Comment