Sunday, 14 November 2010

The Lion Sleeps Tonite

...in the jungle, the mighty jungle, the lion sleeps tonight
in the jungle, the quiet jungle, the lion sleeps tonight...

Familiar sama lagu "The Lion Sleeps Tonight" kan?
Iya, yang pernah jadi theme song film animasi The Lion King yang setting-nya di Afrika itu. Lagu itu juga dimulai dengan intro mumbling ala Afrika.

Kemarin malam, tiba-tiba aku dan anak-anak teringat dan kangen lagu itu terus kami cari-cari klip-nya di youtube.
Setelah sekian lama kenal sama lagu itu, baru kemarin malam kami tau kalau ternyata yang nyanyi The Lion Sleeps Tonight itu, The Tokens, udah kakek-kakek semua.. hehehe..

Begini komentar anak-anakku:

Adek: suaranya gak cocok sama yang nyanyi-nya ya Mama.. kok yang nyanyi kakek-kakek? padahal lagu-nya kan masih 'muda'..

Mama: (hahaha)

Abang: Mama, harusnya kata-katanya bukan "the jungle" tapi "the savanna" kan lion di Afrika biasanya hidupnya di savanna..

Mama: (oooppss! really? hmm, aku mulai bertanya-tanya dalam hati)

Abang: terus kan Mama, lion tu biasanya kalau malam gak tidur, dia malah berburu kalau malam-malam.. kok kata lagunya lion-nya tidur ya?

Mama: (waduh!) ehm, namanya juga lagu, Bang.. (jawaban orang panik, sambil melirik Ayah-nya yang dengan cuek terus aja ngetik di laptop lain)

Weleh weleh, pikirku,  ini yang bikin lagu apa gak survey dulu ya? Mestinya kan walopun cuma lagu paling gak yah dibikin mendekati lah sama kondisi di dunia nyata-nya, atau mungkin di bagian akhir lagunya dijelasin aja berapa persen di bumi ini lion yang hidup di hutan dan lion jenis apa yang kalau malam-malam malah tidur bukannya berburu.. hufftt!

...hush my darling, don't fear my darling, the lion sleeps tonight..

*
Karena merasa penasaran sama pertanyaan anakku, akhirnya hari ini aku googling  habitatnya singa di dunia. Ternyata ada juga singa yang hidupnya di hutan (woodland) tapi bukan singa Afrika, melainkan singa Asia atau dikenal sebagai Asiatic-Lion yang saat ini sangat dilindungi dan hidup di dalam wilayah Gir Forest National Park - India (However, from the googled pictures, I don't find if Gir Forest is a lush-green woods as I expected, it seems rather dry and brown).

Singa India ini pernah berjumlah sangat kritis yaitu hanya 15 ekor saja pada awal tahun 1900-an, namun sensus 2010 mencatat bahwa populasinya meningkat menjadi 411 ekor. Good job! Go Simba go!

Tapi tetap aja ada mismatch antara setting lagu The Lion Sleeps Tonight itu dengan kondisi habitat asli singanya kan? Harusnya memang, seperti saran anakku, kalau yang bikin lagu mau bilang "...in the JUNGLE... the lion sleeps tonight" setting dan mumbling di intro lagunya pakai tema India dong.. hahaha.. Ada-ada aja! :)

Sheffield, 14 November 2010
dedicated to my beloved clever-ever sons: Abie & Aqila





Sunday, 7 November 2010

H [minus] Satu Buat Abie

Hari ini adalah H-1 (baca: H minus satu) menjelang hari pertama anakku Abie masuk sekolah barunya di Sheffield. Hari sudah malam, sudah waktunya anak-anak untuk tidur agar bisa bangun lebih awal menjelang sekolah besok.

"Ayo Nak, udah waktunya tidur. Malam ini tidurnya harus lebih cepat karena besok pagi harus bangun lebih cepat juga, kan Abang mau sekolah di Springfield. Selesai beresin mainan, matiin lampu kamarnya, terus langsung bobok ya," demikian instruksiku. Lalu aku tinggalkan kedua kurcaci itu bergegas membereskan mainan yang tersebar di lantai kamarnya, dari depan pintu kamar hingga ke atas tempat tidurnya masing-masing.

10 menit kemudian, aku mendengar suara ketukan di pintu kamarku. Ternyata Abie.

"Kenapa Nak?" tanyaku.

"Peluk-kiss, Mama?" jawabnya sambil mengembangkan "sayap" sebagai tanda minta dipeluk.

Aku tersenyum simpul. Memang sengaja tadi dua-duanya aku tinggalkan ketika mereka sedang sibuk membereskan mainannya. Aku pikir mereka bakal lupa sama ritual 'peluk-kiss' menjelang tidur-nya. Ternyata aku salah. 

Segera dua-duanya aku antar tidur, komplit dengan jatah peluk-kiss masing-masing yang kira-kira jumlah menit & detiknya sama. Wow, siblings rivalry bahkan dimulai dari hal-hal kecil seperti ini. Maka aku dan suami berusaha untuk sangat hati-hati memperlakukan mereka berdua agar tidak terkesan "pilih kasih".

Abie & Aqila punya gaya tidurnya masing-masing, Abie lebih suka kalau throw blanket-nya dijadikan alas tidurnya sedangkan untuk selimut dia mengandalkan duvet. Kalau Aqila lebih suka tidur berselimut throw blanket yang tipis sedangkan duvet-nya yang lebih tebal dibiarkannya menganggur di ujung tempat tidur, alasannya simple: "Adek kepanasan kalau pake duvet".

Sekitar 20-an menit berlalu, setelah aku meninggalkan kamar anak-anak dan kembali ke kamarku. Tiba-tiba aku dengar pintu kamarku diketuk lagi, dan lagi-lagi Abie, diikuti adiknya dari belakang.

"Loh, kok belum bobok Bang? Adek juga?" tanyaku kaget.

"Abang gak bisa bobok, banyak pikiran yang seram-seram di dalam kepala Abang.."

(Waduh! Seruku dalam hati)

"O, ya udah, ayo sini bobok sama Mama," ajakku berusaha menenangkan.

Keduanya langsung naik ke tempat tidurku dan mengambil posisi "menempel" ke Mama-nya. Masing-masing bermigrasi lengkap dengan teman tidurnya, Abie dengan si Abby-bear dan Aqila ditemani si Shark-boy.

"Memangnya apa yang seram-seram yang bikin Abang gak bisa bobok?" aku mulai membuka percakapan. Aku khawatir juga kalau anak-anak tidur dengan membawa masalah tanpa bisa diselesaikan.

Abie diam sejenak lalu menjawab,
"Abang gak sanggup ngebayangin gimana kalau Abang masukin robot ke dalam badan si Abby-bear terus robotnya rusak, gimana nanti caranya Abang keluarin lagi robot itu dari bekas jahitan di badan si Abby-bear untuk diperbaiki.." jawabnya pelan. Oh, aku mengerti, betapa sayangnya dia ke si Abby-bear, sampai-sampai dia gak tega untuk membayangkan harus berkali-kali membuka-tutup dan menjahit ulang tubuhnya Abby-bear. Memang siangnya dia sempat bercerita punya obsesi untuk membuat Abby-bear bisa bergerak, dengan cara memasukkan sejenis robot ke dalam tubuh Abby-bear. Ada-ada saja, anak ini terlalu imajinatif, pikirku.

Lalu kami terus berdiskusi membahas berbagai hal yang mengganggu pikirannya sambil sesekali ditimpali oleh adiknya yang kelihatan sudah sangat mengantuk. Perbincangan kami membahas hal-hal seram yang membuat Abie sulit tidur akhirnya hampir selesai, ketika dia tiba-tiba bilang,
"Mama, Abang gak suka sama kata-kata forever"

Waduh! Kenapa pula ini, pikirku dalam hati. Aku benar-benar dibuat 'surprise' oleh pernyataan-pernyataannya yang di luar dugaan seperti ini.

"Kenapa Abang gak suka?"

"Pokoknya Abang gak suka sama kata-kata 'forever' atau 'selamanya' dan yang mirip-mirip itu. Kalau nanti Abang udah besar Abang mau bilang sama semua Presiden supaya kata-kata 'forever' tu gak usah ada lagi di dunia!" jawabnya terkesan kesal.

"Terus kata-kata apa yang Abang suka?" tanyaku penasaran.

"Happy! Abang suka 'happy'", jawabnya, kali ini dia kelihatan 'happy'.

"Ya, Mama juga suka 'happy'" timpalku sambil tersenyum. Aku pikir emang ada orang yang gak suka sama kata-kata 'happy'?

"Kata-kata 'kill' malah lebih bagus daripada 'forever'", lanjutnya.

(Waduh! seruku dalam hati.)

"Oke. Sekarang yang seram-seram nya udah hilang kan?" tanyaku.

Dia mengangguk.

"Yuk, kita bobok," ajakku.

"Mama, kayaknya Abang gak ready untuk sekolah besok.." jawabnya pelan.

Owh, ternyata ini toh sumber masalahnya!

"Abang tenang aja, besok kami semua, Mama, Ayah, Adek, yang antar Abang ke sekolah. Pasti Abang ready" jawabku, "atau Abang ajak aja si Abby-bear ikut ke sekolah besok biar Abang lebih ready" saranku kepadanya.

"Abang gak mau, kalau bawa Abby-bear nanti diketawain teman-teman.." jawabnya sambil manyun.

"Ehm, kan si Abby-bear nya di dalam tas Abang, teman-temannya gak bakal tau kalau dia ada di dalam tas Abang" lanjutku lagi.

"Mama, cuma anak-anak di Indonesia aja ya yang suka sembarangan buka-buka tas orang lain?" tanya Abie.
"Iya Nak, kalau di sini orang gak boleh sembarangan buka-buka tas orang lain," jawabku yang mungkin terdengar bernada kurang meyakinkan, karena aku sendiri memang gak yakin.

"Besok Abang coba dulu lah Mama, gak usah bawa si Abby-bear ke sekolah, biar Abang liat dulu gimana di sekolah," jawabnya mencoba menemukan solusi yang lebih tepat.

"Oke Sayang! Mama setuju! Sekarang kita bobok ya, Nak?"

"Mama, nanti kalau Abang udah terbobok di sini terus Abang dipindahin ke kamar Abang, jangan lupa Mama bawain juga si Abby-bear ya," pintanya.

"Pasti, Sayang!"

Sementara itu Aqila sudah lebih dulu tertidur nyenyak di tempat tidurku.

Fyuhh.. sudah jam 9 malam. Musim gugur begini waktu Isya sudah sejak jam 6.18 sore tadi. Akhirnya Abie tertidur juga. Hopefully dia lebih siap [secara mental] untuk masuk ke sekolah barunya besok, AMIN. Springfield Primary School, here we come!


Sheffield, 7 November 2010

Monday, 1 November 2010

Kodok Bisa Prediksi Gempa?

Dr. Rachel Grant, seorang Biologist yang tengah melakukan studi perilaku kodok di sebuah habitat "breeding" (pembiakan) di Italy menemukan fakta bahwa 96% kodok-jantan dari koloni kodok yang ditelitinya "melarikan diri" dari habitatnya 5 hari menjelang gempa bumi 6,3 SR di L'Aquila City - Italy pada 6 April 2009, padahal habitat pembiakan kodok tersebut berlokasi di Danau San Ruffino yang berjarak sejauh 74km dari episentrum gempa.

Kaburnya kodok-kodok jantan tersebut dianggap abnormal karena kodok jantan cenderung setia menunggui telur-telurnya menetas & merawat bayi-bayi kodok. Namun tiga hari menjelang gempa, seluruh koloni kodok dewasa telah meninggalkan habitat pembiakan tersebut.

Belum dapat dipastikan sistem "sensing" apa yang digunakan kodok untuk mendeteksi gempa, namun sudah banyak pengalaman yang menunjukkan bahwa hewan memiliki sistem sensing yang lebih tajam dari manusia yang bekerja untuk mendeteksi hal-hal tertentu misalnya panas, getaran, cahaya, suara, dan sebagainya. Riset lanjutan mengenai ini tentunya akan terus dilakukan & masih terbuka peluang untuk melakukan riset sejenis di Indonesia mengingat kekerapan gempa di negara ini cukup tinggi karena posisinya yang berada di wilayah The Pacific Ring of Fire. Selain itu kodok juga bukan hewan langka di negara ini sehingga melakukan observasi dan kajian terhadap perilaku kodok mestinya bukanlah hal yang sulit.

Artikel lengkapnya bisa dibaca di:
http://news.bbc.co.uk/earth/hi/earth_news/newsid_8593000/8593396.stm